Meninggalkan Tanah Rencong Menuju Tanah Flores
Hari yang
ditunggu datang juga, tanggal 24 Agustus 2015 pukul 10.00 WIB akan take off
dari Banda Aceh. Bagi yang tinggal jauh dari Banda Aceh di sediakan mess PGRI
untuk menginap sebelum berangkat agar tidak telat ke bandara. Bagi yang tinggal
di Banda Aceh boleh pergi dengan kelurga sendiri tanpa nginap lagi di PGRI.
Karena aku memang masih kos di Banda Aceh, aku tidak lagi menginap di PGRI.
Sesuai perjanjian jam 7 WIB sudah berangkat dari rumar masing-masing menuju
Bandara Sultan Iskandar Muda. Jaraknya lumayan jauh, untungnya ada my boy yang
selalu siaga saat aku butuh dan koper udah di antar ke PGRI jadi agak ringan
dkit bawaan J. Setengah 8 WIB kami tiba di
Bandara, tampak anak-anak SM-3T sudah ada yang mondar mandir di Bandara. Dari
jauh sudah nampak kalau itu adalah anak SM-3T karena memakai topi SM-3T yang
warnanya sangat mencolok yakni merah euy...... kata dosennya sih karena
sekalian memperingati hari kemerdekaan makanya pesan topi warna merah dan
tulisan di topi warna putih. Kita iyain ajalah ya J
Detik detik
mau berangkat perasaan mulai melowwww......sedihnya mulai terlihat, nafas mulai
sesak( rasa-rasa mau nangis tapi harus ditahan agar org yg tinggal tidak
sedih). Kesedihan nampak jelas dari mata my boy,,,,,aku paham yang dia rasa dan
benar ketika aku telah masuk ke ruang keberangkatan my boy telpon dan suaranya
serak seperti menangis.sedihhhhh L
Dan
perjalananpun dimulai,,,,,,
Take off
from SIM airport Banda Aceh 10.00 WIB, landing in Kualanamu airport Medan 11.15
WB
Take off
from Kualanamu airport 11.45 WIB, landing in Sukarno Hatta airport Jakarta
14.45 WIB
Take off
from Sukarno Hatta airport 17.30 WIB, landing in Juanda airport Surabaya 20.00
WIB
Take off
from Juanda airport 20.00 WIB, landing in El Tini airport Kupang 21.50 WITA
Take off
from El Tini airport 06.30 WITA, Landing
in Bandara Frans Sales Lega Ruteng 07.40 WITA
Wow........pengalaman
pertama naik pesawat dan perjalanan yang sangat panjang. Sempat sakit kepala
saat take off karena perbedaan tekanan udara tapi tidak berlangsung lama. Saat
berda di ketinggian sudah biasa saja. Ini gambar yang dapat aku ambil dari
atas:
Banda Aceh
sampai Kupang naik Lion Air, Kupan Ke Manggarai naik Trans Nusa. Dulu sering
berangan angan ingin naik pesawat dan
sekarang terwujud. Dalam satu waktu melewati beberapa pulau. Gak pernah
bermimpi bisa menginjakkan kaki ditanah flores ini,,,,,,,,,,,and here I’m.
Welcome to Manggarai (Ibunya kota Ruteng)- 25 Agustus 2016
Dari Frans
Sales Lega kami menuju ke Rima Hotel tapi tidak langsung istirahat, setelah
meletakkan travel bag aku dan rombongan dibawa ke kantor bupati Manggarai.
Penyambutan yang hangat dan bersahabat, acara pun selesai pukul 11.30 WITA.
Perut mulai kerocongan, maklum dari pagi hanya minum air aqua gelas dan belum
sempat menyentuh makanan. Dengan perut kosong aku dan rombongan kembali ke Rima
hotel (jalan kaki lho) gak terlalu jauh dan udara pun tidak panas J
Masih
dengan rasa penat dibadan, belum sempat istirahat bahjan makan seorang temanku dijemput kepsek aekolah dia
mengabdi hari itu. Seketika perasaan takut bercampur sedih datang menghantui,
kami harus segera berpisah. Isak tangis mulai terdengar dari beberapa orang
teman dan tanpa disadari air mataku menetes.
Berita
lainnya yang mengejutkan, ternyata aku ditempatkan seorang diri di sekolah
pengabdian tanpa teman dari LPTK Unsyiah
bahkan dari LPTK Unnes. Seketika rasanya aku jatuh dalam lubang yang
sangat dalam dan gelap. Bayangan menakutkan bermunculan di benakku. Aku harus
tinggal dimana??? Makan bagaimana???aku harus ngapain sendiri selama
setahun???dan banyak lagi pertanyaan bermunculan de benakku. Aku merasakan
ketidakadilan, dari awal dosen telah memberi harapan bahwa yang perempuan
setidaknya ditempatkan 2 orang di tempat mengabdi tetapi malangnya aku sendiri
tanpa teman. Dan akhirnya aku pasrahkan sama Allah, menghibur diri sendiri dan
berkata ALL IS WELL pada diri sendiri.
Selidik
punya selidik, hasil tanya tanya pada orang sekitar hotel Rima ternyata daerah
penempatanku di Cibal Barat tidak ada listrik, sinyal bahkan air “katanya”.
Seram kali mak oi... L elus dada banyak2. Kebetulan
kepsek ku tidak bisa jemput hari itu dan aku masih ada kesempatan bareng2 teman
di hotel Rima nginap semalam. Karena kelamaan cas hp di lobi aku tidak kebagian
kamar, ada sisa 1 kamar yang ada 4 tempat tidur di dalamnya. Akhirnya aku
bergabung dengan yang lain. Dan lagi aku sangat sial, aku dapat tempat tidur di
tingkat 2, untuk naik ke tempat tidur harus memanjat karena tinggi sekali( gak
da tangga) belum apa2 di daerah 3T udah di uji.
Setelah
barang2 aman aku memutuskan untuk mandi, kamar mandi ada di lantai bawah agak
berbelit belit sih menurutku letaknya dan kamar mandinya agak sempit. Dan yang
membuat heboh lagi, ternyata airnya sangat dingin, rasa air es yang disiram
kebadan. Rencana mau mandi lama-lama dah gak jadi. Gak sanggup tahan dinginnya,
bibir membiru.
Saat makan
makin remp0ng aja L, karena baru pertama kali ke NTT yang mayoritas non muslim agak parno
yang namanya makan daging. Dan ternyata nasi kotak yang disediakan di dalamnya
ada ayam goreng+saos+daun selada. Ayam goreng sudah pasti tereliminasi gak
dimakan tinggallah saos dan selada( gak gue banget gt makanannya), padahal
lapar nya minta apun dah. Siap makan buru-buru cari kios beli cemilan buat
tambal perut lagi sekalian cemilan buat malam. Malamnya ada undangan pameran
dan pentas seni ke lapangan depan kantor Bupati. Dan Unsyiah menampilkan tarian
Ratoeh Jaroe yang berhasil memikat penonton dan membuat mereka minta tarian ini
ditampilkan lagi pada acara penutupan minggu depannya.
Makin malam
suhu di Ruteng makin dingin, gak bisa tidur karena dinginnya, selimut berlapis
pun gak mempan, bibir membiru dan gigi pun berbunyi bunyi karena menggigil kedinginan.
Suhu kota Ruteng malam itu mencapai 180 C. Bangun tidur bukannya
segar malahan sakit semua badan L
0 Komentar