Motivasi Menjadi Duta Rumah Belajar
2020
Elfi
Indriani, S.Pd.
Sejujurnya, ketika saya
mendengar kata PembaTIK waktu itu dari salah seorang teman saya agak ragu.
Kenapa saya ragu? Karena saya belum tahu apa itu pembaTIK. Saya mengira
pembaTIK itu erat hubungan sama seni, makanya kurang tertarik karena saya agak
kurang dalam bidang seni. Tetapi rasa penasaran ini muncul ketika banyaknya
teman-teman yang mengajak ikut PembaTIK di grup whatsapp. Kemudian mulailah
saya browsing melalui link pendaftaran PembaTIK.
Pada beranda
pendaftaran ada penjelasan tentang PembaTIK, kemudian saya baca dengan
hati-hati. Setelah membaca itu lah saya mulai tertarik dengan PembaTIK.
Ternyata pembaTIK itu bukan belajar buat batik melainkan singkatan Pembelajaran
Berbasis TIK. Semakin dibaca penjelasan PembaTIK kebawahnya membuat saya
semakin tidak sabar mengikuti pelatihannya. Bagaimana Tidak, TIK adalah ilmu
yang berkembang sesuai zaman. Jika kita tidak mengikuti perkembangan TIK maka
kita akan ketinggalan. Rasanya terbukalah jalan melalui PembaTIK, program
pengembangan keprofesian guru oleh Kemendikbud ini.
Pada pelatihan ini saya
cukup bersemangat mengikutinya apalagi penyelenggaranya adalah Pusdatin
Kemendikbud. Materi pelatihan sangat menarik karena terkait dengan pemanfaatan
TIK dalam pembelajaran. Sangat cocok sekali untuk meningkatkan kompetensi saya
sebagai guru di bidang TIK. Walaupun saya guru SD tetapi sangat semangat kalau
berurusan dengan TIK walaupun harus banyak tanya dulu.
Selain menambah ilmu di
bidang teknologi, PembaTIK ini ada sertifikatnya juga. Sertifikatnya tidak
tanggung-tanggung langsung dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sertifikat pelatihan tingkat nasional dengan durasi 32 jam. Kemana mau dicari
coba dapat sertifikat gratis dan pelatihannya dapat menyesuaikan kapan kita ada
waktu luang. Kerennya lagi sertifikat ini bisa dipakai untuk kenaikan angka
kredit. Alhamdulillah sekali
Sebenarnya niat awal
ikut pembaTIK selain untuk menambah ilmu adalah untuk mendapatkan
sertifikatnya, persiapan kenaikan PAK( Penilaian Angka Kredit). Namun semakin
naik level saya merasa makin keasyikan, makin tertantang untuk terus lanjut ke
level berikutnya. Level 1 literasi TIK saya terlalu santai bahkan agak asal
mengikuti pelatihan. Tetapi Alhamdulilah saya lulus dan lanjut ke level 2 tahap
implementasi TIK.
Pada tahap implementasi
TIK ini saya jadi terbawa arus tertular semangat dari peserta lain. Sejak awal
ikut pembaTIK ini sudah ada grup telegram, ada grup telegram PembaTIK Sumatera
Barat, ada juga grup telegram PembaTIK se Indonesia. Walaupun kita tidak
bertemu satu sama lain antar peserta tetapi komunikasi dalam grup sangat lancar,
di grup saling berbagi ilmu. Jujur saya sangat menikmati proses pelatihan
PembaTIK ini. Semua peserta berlomba untuk mengikuti pelatihan ini dengan baik,
bukan hanya karena sertifikatnya tetapi juga untuk mendapatkan ilmu dan lolos
ke level berikutnya. Jika tidak lolos tentu kita tidak akan mendapatkan ilmu
baru di level berikutnya.
Kegiatan pelatihan di
level 2 implementasi TIK ini membuat otak berpikir keras mencari ide dan cara
membuat sebuah vlog. Saya orang nya kurang percaya diri, walaupun berbicara
didepan kamera ternyata sangat sulit. Untuk mendapatkan video 1 menit saja saya
mengulangnya berjam-jam. Walaupun demikian saya tidak putus asa dan merasa
sangat tertantang, kalau orang lain bisa kenapa saya tidak. Saya orangnya tidak
banyak berbicara, di dalam gruppun saya lebih suka menyimak. Jadi setiap
percakapan di grup jika ada yang penting saya akan menandainya.
Semakin asyik di level
2 dengan aktivitas baru yaitu belajar edit-edit video. Ternyata sangat menyenangkan
dan berharap bisa lolos ke level 3. Penasaran ilmu baru apalagi yang akan ada
dilevel 3 nantinya. Selain itu, saat di level 2 ini jugalah saya baru ngeh
dengan kata “Duta Rumah Belajar”. Ternyata
peserta yang bisa lolos ke level tertinggi akan terpilih menjadi Duta
Rumah Belajar. Duta Rumah Belajar merupakan perpanjangan tangan dari Pusdatin
Kemendikbud dalam melakukan sosialisasi pemanfaatan media pembelajaran berbasis
TIK di masing-masing provinsi.
Makin naik level
rasanya saya makin tertantang mengikuti PembaTIK ini. Alhamdulillah lulus level
3 level kreasi, saya mulai melirik-lirik profil para duta provinsi. Dalam hati
saya keren juga kalau saya bisa jadi seperti mereka. Saya harus bisa lulus nih
level 3 biar masuk ke level 4 begitu kata hati saya. Setelah mengikuti kelas
daring, rasanya tugas level 3 terasa agak berat. Disela-sela tugas sekolah yang
mulai banyak karena sekolah luring ini, saya menyempatkan diri untuk
mengerjakan pelatihan ini, tidak selesai di sekolah lanjut di rumah. Bahkan
selama perjalanan pulang sekolahpun saya masih mengerjakan pelatihan di angkot
karena sangat ingin maju ke level 4. Berkat kesabaran mengerjakan tugas level 3,
akhirnya video pembelajaran pertama saya berhasil di unggah. Setelah itu
tinggal berdoa menunggu hasilnya.
Sebenarnya saya agak
ragu dengan video pembelajaran yang saya buat bisa diterima atau tidak karena
proses pengerjaan yang hampir deadline rasanya kurang maksimal saya
mengerjakannya. Tetapi Alhamdulillah setelah menunggu agak lama ternyata saya
lolos masuk level 4 Berbagi. Level 4 hanya diambil 30 orang tiap provinsi.
Betapa beruntunganya saya menjadi salah satu dari 30 orang itu. Duta Rumah
Belajar sudah di depan mata nih dalam hati saya berkata, dan sekarang 30 besar
ini bergelar (SRB) Sahabat Rumah Belajar Sumatera Barat.
Seiring berjalannya
waktu, setelah adanya perkenalan, temu ramah dengan Sahabat Rumah Belajar
Sumatera Barat ilmu semakin banyak bertambah. Bertukar pikiran dan saling
membantu. SRB 2020 harus berlomba dengan waktu untuk melakukan sosialisasi
sebanyak mungkin, membuat vlog dan blog. Walaupun yang akan dipilih sebagai
Duta hanya satu orang, tetapi saya sudah bangga bisa sampai di tahap ini. Jika
lulus sebagai Duta itu hanyalah bonus bagi saya. Lakukan yang terbaik dan
ikhlas agar mendapatkan hasil terbaik.
0 Komentar